Sunday, April 26, 2015

MANUSIA & KEINDAHAN

Di dalam IBD, kita mempelajari topik ”Manusia & Keindahan”. Kita mempelajari konsep “Manusia & Keindahan” agar kita tahu apa fungsi Manusia terhadap Keindahan yang melekat kepada seluruh makhluk-Nya. Dalam pembahasan ini kita akan mengangkat kasus yang terjadi hamper di setiap sudut bumi ini yaitu pembuangan sampah secara sembarangan. Ketika membahas membuang sampah sembarangan, Indonesia adalah salah satu subjek yang tepat untuk dibahas. Di beberapa web atau blog yang biasa mempost daftar-daftar top 10 sesuatu, ketika sesuatu itu adalah tentang sungai paling kotor di dunia, biasanya sungai Citarum ditempatkan di posisi pertama list tersebut. Dalam kasus tersebut yang seharusnya dikomentari adalah mental dan budaya masyarakat Indonesia yang belum “Manusia & Keindahan” minded.

Maka dari itu di dalam IBD “Manusia & Keindahan” menjadi salah satu topik yang dibahas karena setelah mempalajari konsep tersebut kita diharapkan bisa berkontribusi dalam membangun masyarakat yang biasa berbudaya bersih dan menjaga lingkungan sehingga manusia memiliki fungsi yang baik terhadap keindahan sebagai sesuatu yang melekat pada diri seluruh makhluk-Nya. 
MANUSIA & CINTA KASIH


            Dalam pembahasan IBD sebagai salah satu mata kuliah yang dipelajari oleh mahasiswa di dunia perkuliahan, IBD harus menyinggung masalah “Manusia & Cinta Kasih”. IBD harus menyinggung masalah “Manusia & Cinta Kasih” karena tua kini banyak sekali permasalahan moral yang timbul disebabkan tidak adanya implementasi dari pernyataan “Manusia & Cinta Kasih”. Manusia sebagai ciptaan-Nya yang bersifat mono-pluralis, dari ke-pluralis-an manusia, seharusnya timbul rasa tenggang rasa dan cinta antara sesama manusia dan makhluk hidup sebagai perwujudan sifat sosialis yang baik, tetapi akhir-akhir ini yang justru sering muncul(dan dimunculkan) di media adalah peristiwa-peristiwa yang jauh sekali bahkan bertentangan dari konsep “Manusia & Cinta Kasih”, yang akan kita angkat adalah tentang perang yang terjadi daerah timur tengah yang sebenarnya didalangi oleh konspirasi zionis yahudi yang mempropagandakan bahwa kaum muslimin adalah teroris, tetapi yang akan kita bahas bukanlah tentang propaganda zionis yahudi, melainkan tentang  ketidakmanusiawian cara berperang yang dilakukan oleh oknum yahudi tersebut. Banyak media yang tidak menyorot bagaimana perlakuan zionis terhadap warga sipil palestina di timur tengah sana dan yang paling ironis adalah bahwa yang diserang oleh mereka bukan sekadar warga sipil saja, melainkan para wanita dan anak bahkan balita. Di sini jelas bahwa motif yang disimpan oleh zionisme yahudi bukanlah tentang perebutan wilayah atau jelas bahwa motif yang disimpan oleh sekutu-sekutunya bukanlah memerangi “teroris” seperti yang digaungkan  oleh mantan presiden amerika serikat Josh Walker Bush sesaat setelah peristiwa 9/11 terjadi, melainkan adalah pembasmian sekelompok ras yang (entah atas dasar apa) dianggap mereka “berbahaya”. Dari motif yang mereka simpan tersebut dan dari pengaktualisasiannya dengan gencarnya penyerangan yang mereka lakukan di sana dengan tidak pandang bulu, bisa disimpulkan bahwa sudah tidak ada lagi konsep”Manusia & Cinta Kasih” dalam benak mereka dan hal seperti inilah yang seharusnya dihentikan oleh para agent of change yaitu mahasiswa. Oleh karena itu topic “Manusia & Cinta Kasih” harus dipelajari di IBD agar kita-para mahasiswa terbuka atas kasus yang ada di dunia ini dan tergerak untuk berkontribusi dalam menyeselaikan masalah tersebut.

Monday, April 20, 2015

Konsepsi IBD dalam Kesusastraan

                        Dalam pembahasan sastra kaitannya dengan konsep IBD, untuk kasus yang diangkat kita akan mengutip lirik lagu yang merupakan produk sastra. Lirik lagu yang akan kita kutip adalah lirik lagu J-Rocks yang berjudul “I’m falling in love”:

Intro
Kurasakan ku jatuh cinta
Sejak pertama berjumpa
Senyumanmu yang selalu menghiasi hariku
Kau ciptaanNya yang terindah
Yang menghanyutkan hatiku
Semua telah terjadi, Aku tak bisa berhenti memikirkanmu
Dan ku harapkan engkau tau
Bridge

Kau yang kuinginkan
meski tak ku ungkapkan
Kau yang kubayangkan
Yang slalu kuimpikan
Reff
Aku jatuh cinta
Tlah jatuh cinta
Cinta kepadamu
Ku jatuh cinta
I'm falling in love
I'm falling in love with you

            Lirik lagu di atas, yang merupakan produk sastra, jika dikaitkan dengan konsep IBD juga dengan judul artikel sebelum ini yaitu “Manusia & Kebudayaan”, merupakan contoh dampak negative dari derasnya arus globalisasi, seperti yang bisa kita lihat, di dalam lirik tersebut terdapat penggunaan Bahasa inggris untuk menyatakan “Aku sedang jatuh cinta”,  walaupun terlihat seperti sepele, tapi jika lagu-lagu Indonesia semakin ke sini semakin banyak yang menggunakan cara seperti ini, dikhawatirkan akan mempengaruhi cara bercakap sehari-hari masyarakat kita dan itu sudah terjadi. Berikut beberapa contoh ungkapan Bahasa Indonesia yang sekarang lebih sering diungkapkan dengan Bahasa Inggris:

“Lihat dong!” à “Look at please!”
“Selama itu…” à “as long as…”
“Ibu” à”Mommy”
Dll.
Dari uraian di atas, sangat mengkhawatirkan jika hal tersebut terus dibiarkan dan tidak dibatasi, karena Bahasa bangsa kita yaitu Bahasa Indonesia yang merupakan Bahasa pemersatu bangsa bisa-bisa semakin terkikis penggunaannya, padahal kebanggaan berbahasa adalah cermin bangsa yang berbudaya.
            Oleh karena itu, kita mahasiswa yang telah mempelajari IBD di mana salah satu pembahasannya adalah tentang “Konsepsi IBD dalam Kesusastraan”  harus lebih kreatif dan inovatif dalam mencari cara agar penggunaan Bahasa Indonesia merupakan sesuatu yang membanggakan bagi masayarakat Indonesia khususnya dan masyarakat mancanegara umumnya.


Manusia & Kebudayaan

Salah satu yang menjadi cakupan pembahasan IBD adalah tentang “Manusia & Kebudayaan”.  Manusia sebagai makhluk yang monopluralis memiliki kecenderungan untuk bersosialisasi dengan manusia yang lain dan alam yang ada di sekitarnya,  hasil dari interaksi antara manusia juga dengan alam yang dilakukan terus-menerus akan dianggap sebagai suatu yang mendarah daging yang selanjutnya disebut budaya, itulah kenapa manusia dan kebudayaan tidak bisa didikotomikan antara satu dengan lainnya dan karena Ilmu Budaya Dasar adalah ilmu yang membahas lebih lanjut tentang kebudayaan dan subjectnya, maka “Manusia & Kebudayaan” termasuk salah satu pembahasan IBD.

            Ketika kita membahas manusia dan kebudayaan, terutama yang terjadi di Negara kita Indonesia, maka akan banyak sekali permasalahan yang timbul berkaitan dengan hal tersebut, yang akan kita angkat sekarang adalah tentang arus globalisasi yang tidak bisa terbendung.

            Globalisasi yang arusnya tidak bisa dibendung, apalagi di era digital seperti saat ini, membawa dampak positif dan dampak negative bagi kita warga Indonesia, khususnya di bidang kebudayaan. Dampak positif dari hal tersebut tidak sebanyak dampak negatifnya dilihat dari sisi kebudayaan sebagai objeknya, salah satu dampak positif yang bisa kita lihat adalah munculnya cara yang lebih inovatif untuk melestarikan budaya kita lewat penyebarannya di social media, tetapi hal positif tersebut agaknya jauh tidak berbanding penyebarannya dan doktrinnya jika dibandingkan dengan arus budaya mancanegara yang masuk ke Indonesia, dalam hal ini yang dini ini paling popular adalah budaya korea selatan yaitu K-Pop dan drama korea.  Budaya korea yang disuguhkan hamper setiap hari dan pengaksesannya yang dipermudah oleh pemerintah serta pembungkusannya yang modern dan menarik membuat minat masyarakat kita(dalam hal ini pemuda) teralihkan dari mempelajari budaya sendiri dan melestarikannya malah asyik mendalami budaya korea tersebut. Hal tersebut sangat ironi, bayangkan saja jika hal tersebut terus saja seperti itu dan tidak diberikan solusi yang tepat, bisa jadi beberapa tahun lagi, para penerus kita tidak akan mengetahui apa itu yang disebut permainan galasin dan benteng atau tidak lagi hafal lagu-lagu daerah seperti tokecang dan manuk dadali dari jawa barat.

            Dari uraian di atas, kita bisa mengambil kesimpulan kenapa pembahasan tentang “Manusia & Kebudayaan” menjadi salah satu yang dipelajari di IBD karena kita para mahasiswa sebagai agent of change setelah mempelajari hal ini diharapkan bisa muncul dengan membawa solusi agar masyarakat khususnya para pemuda tetap bisa mencintai dan mempelajari juga melestarikan budaya kita sendiri agar budaya yang pernah ada akan terus ada dan tidak sirna atau diakui oleh Negara lain.